Stories activity

 Tetangga Baru

 Nadia menarik selimut dan menutupi kepalanya, sungguh menyebalkan, suara music dari tetangga sebelah sepagi ini sudah bikin berisik.

 “hhhhhhhhh….dasar tetangga gilaaaaa” umpatnya Diliriknya jam beker di nakas, “My God masih jam 6 pagi dan tetangga tak tau diri itu udah mengganggu”. 

Sudah hampir 2 minggu ada penghuni baru di sebelah rumahnya. Sebelumnya hampir 7 bulan rumah Pak Kardi pemilik rumah itu kosong karena keluarga Pak kardi pindah ke Solo. Dia tidak tau penghuni baru tersebut kontrak ataukah kost atau mungkin keluarga Pak Kardi. Yang bikin jengkel adalah kelakuannya. Hampir tiap pagi akan terdengar suara music rock yang cukup keras. Kebetulan suara musiknya terdengar sampai kamar nadia yang berseberangan dengan kamar penghuni baru tersebut. \

Ini tidak bisa dibiarkan, Nadia akan lapor ke ayah,ayah Nadia ketua RT di komplek sini, supaya penghuni baru tersebut mendapat teguran. Nadia membuang selimutnya, amarahnya sudah di ubun-ubun. Dia keluar kamar mencari ayahnya. Minggu pagi yang biasanya dia lewati dengan bangun siang, tapi sudah 2 pekan ini dia terganggu. 

 Dilihatnya ayah yang berkutat memandikan burung di belakang rumah

 “ Yah…….pagi-pagi udah mandiin burung, kasian dong kedinginan” 

“ hmmmmm… burung mah gak kedinginan, kamu aja yang pemalas, anak gadis bangun siang, malas mandi lagi…kalah sama burung ayah” omel ayah 

“ udah deh, gak usah bahas burung dulu……Nadia mau lapor ke Pak RT nih….Nadia sebel banget sama tetangga baru sebelah Yah, gak sopan banget, masak tiap pagi nyetel music segede itu….berisik Yah…..” 

“ ow…..itu, iya sih, ayah juga belum pernah ketemu sama mereka, belum laporan lagi sebagai warga baru” 

“ Tuh kan…gak bener, ayah harus menegur lho ya, awas kalo ayah ngebiarin” 

“ iya iya….ini masih pagi neng, tenang aja, nanti ayah nanya mama kamu, mungkin mama tau siapa yang tinggal di sebelah”. 

Nadia bernafas lega, ditinggalkannya ayah dan mencari mama di dapur. Tapi tak dilihatnya sosok mama.

 “ yah…. Mama kemana sih “ teriaknya 

“ belanja di belakang rumah” 

Nadia mencomot pisang goreng yang terhidang di meja makan. Tiap minggu pagi mama pasti menyiapkan kudapan buat ayah dan Nadia. Nadia ingin Kembali ke kamar melanjutkan tidurnya, tapi Ketika sampai kamar musik dari tetangga sebelah masih terdengar keras. Dibukanya jendela lebar-lebar, dia menatap jendela kamar tetangga yang juga dibuka lebar, tak tampak penghuni kamar tersebut. Rumah Nadia dan tetangga sebelah memang hanya berjarak tidak lebih dari 5 m, dan dibatasi tembok setinggi 2 meter. Meskipun kamar tetangga di lantai 2, tapi menghadap kamar Nadia. 

“ hhhhhhhh…gangguin kenyamanan orang aja…awas ya” batin Nadia. Tiba-tiba terlintas ide cemerlang di otaknya.

 Nadia keluar kamar dan mengumpulkan beberapa batu kecil yang tertata rapi di sepanjang jalan setapak rumahnya. Nadia melemparkan beberapa batu ke jendela kamar yang terbuka. 

 ”Yesss…..rasain ….” 

Tak lama seorang pemuda berdiri di depan jendela dan melongok ke bawah. Bagus !!! Nadia mendongak dan berkacak pinggang 

“ Hoiiiii…..kalo nyetel music tuh tau diri……jangan kenceng-kenceng, gangguin tetangga tau nggak…emang situ doang yang punya telinga “ makinya 

Pemuda tersebut pergi, tapi tak lama Kembali lagi ke jendela 

“ maaf ya mbak kalo terganggu, beneran saya minta maaf” 

Nadia menghentakkan kaki tak peduli dan meninggalkan pemuda yang terlihat masih kaget tersebut. Puas rasanya…nunggu ayah menegur kelamaan. 

Sejak kejadian Minggu pagi tersebut Nadia sudah tidak lagi mendengar suara music rock bersisik dari tetangga sebelah. Dan dari mama Nadia tahu bahwa penghuni baru itu pindahan dari Surabaya, dan sudah lapor ke ayah sebagai ketua RT, mama juga cerita kalau pemuda tersebut tinggal sendirian disitu. Baguslah, masalah teratasi. 

Senin pagi, jam 06.55. Nadia sudah siap pembelajaran daring yang dimulai beberapa menit lagi. Membosankan sebenarnya, sejak pandemic dia tidak bisa ketemu sahabat-sahabatnya di sekolah. Pembelajaran pertama dimulai dengan ibadat pagi. Sebelum masuk ke pelajaran, Bu Dea, wali kelasnya mengumumkan bahwa ada guru baru pembantu mapel Bahasa Inggris. Disela perkenalan dengan guru baru, 1 chat masuk ke Wa nya. Dari Agnes sahabatnya 

Agnes : “Nad….gilak guru baru kita keren ya”

 Nadia “tauk….aku gak liat” 

Agnes : “Dasar……cepetan gih, liat sana, bentar lagi nomer absen kamu, perkenalkan namamu” 

Nadia menatap layar laptopnya…………dan jantungnya serasa mau copot demi melihat wajah guru barunya.. “Tuhaaan…mati aku”, segera dimatikan kamera zoomnya.Kurang 2 nomer lagi urutan nomer absennya. Dan Ketika tiba gilirannya, Bu Dea menegurnya 

“ Nadia…nyalakan kamera, perkenalkan dirimu” 

Nadia masih tertegun, tak percaya…..tangannya gemetar, rasanya pingin lari sejauh-jauhnya, bayangan kejadian sekitar hampir 4 minggu lalu melintas di benaknya……………..oh noooooo 

“ Nadia, nyalakan kamera, perkenalkan dirimu, jangan buang waktu” kali ini suara Bu Dea terdengar keras dan tidak sabar. 

Terpaksa, Nadia menyalakan kameranya, dengan tertunduk dan terbata-bata dia memperkenalkan dirinya pada Pak Ardi, guru baru de sekolahnya “ nama saya Nadia, no absen 19” 

Nadia melihat Pak Ardi yang tersenyum melihat dan mendengar dia memperkenalkan diri. 

“ terima kasih Nadia sudah memperkenalkan diri kamu, tapi kok pelan ya suaranya, saya rasanya tidak asing dengan wajah kamu” 

Nadia tau dan merasa bahwa Pak Ardi mengenalinya, dia teringat bagaimana dia melempari kamar pak Ardi dengan batu kerikil…………….Tuhan aku maluuuuuuu.